Tergoda Suami Teman

Tergoda Suami Teman. Assalamu'alaikum wr.wb. Saya, wanita, 29, memiliki seorang sahabat yang sudah bersuami. Suatu hari saya berkunjung ke rumahnya dan bermalam. Saat mau pulang, suaminya mengantar saya. Di perjalanan, dia mengajak saya jalan-jalan ke tempat kerjanya di luar kota, katanya mau mengenalkan saya dengan teman cowoknya yang kebelulan cari jodoh. Ternyata, sesampai di rumah tempat tinggalnya di luar kota, tidak ada siapa-siapa. hanya kami berdua.

Singkat cerita, dia menggodaku. Berbagai cara saya lakukan untuk bisa lolos, tapi sia-sia apalagi karena tempatnya jauh dari keramaian, Akhirnya terjadilah hal yang tak diinginkan. Saya kehilangan ''mahkotaku" di tangan suami sahabatku yang saya percaya bisa jadi saudaraku.
Tergoda Suami Teman

Dia sih mau bertanggungjawab menjadikan saya sebagai istri kedua tapi dia tidak berani mengatakan atau meminta izin kepada istrinya. Pertanyaan saya:
1. Apakah saya menerima saja pernikahan seperti ini dan meminta keluargaku menerima lamarannya.
2. Apakah pernikahan semacam ini sah? Perlu Ibu ketahui, dia bersikeras tak mau memberi tahu istrinya dan saya tidak mau menjadi cemoohan orang bila ada yang tahu kalau saya sudah bukan gadis lagi.
3. Mohon saran Ibu yang terbaik untuk saya lakukan karena saat ini saya sangat terpukul dengan kejadian ini tapi hanya sanggup memendam sendiri, sebab dalam masyarakat kita ini adalah aib.

Terima kasih atas jawaban Ibu.

Ina
Makassar, Sulawesi Selatan

Jawaban :

Wa'alaikumussalam wr.wb.
Saudari Ina di Makassar,
ibu amat prihatin atas kejadian yang telah menimpa diri anda. Namun apa hendak dikata, ibarat nasi telah menjadi bubur. Anda telah berupaya menghindar tetapi "kecelakaan" itu terjadi juga. Ibu anggap itu sebuah musibah. Hanya saja bagi Ibu kurang jelas - karena anda tidak menyebutkan dalam surat anda -, apakah musibah itu menyebabkan anda hamil atau tidak, Oleh karena itu sebagian jawaban Ibu tergantung pada 'dampak musibah' itu.

1. Yang pertama-tama anda lakukan adalah segera bertobat, memohon ampun kepada Allah SWT atas musibah itu.
2. Bila anda tidak hamil, Ibu sarankan anda tidak usah menikah dengan lelaki itu apalagi menjadi istri keduanya. Jelas sudah, lelaki seperti itu bukan suami yang bisa dipercaya. Dia telah mengkhianati istrinya (yang tak lain adalah sahabat anda), dan tindakannya mengajak anda ke luar kota sudah jelas pula mengandung niat jahat, bukan untuk mengenalkan anda kepada teman cowoknya yang sedang mencari jodoh. Kalau benar dia mau bertanggungjawab, mestinya dia berani berterus terang kepada istrinya.
3. Kalau istrinya setuju suaminya menikah dengan anda, Islam memberi jalan keluar lewat poligami. Tetapi bila sebaliknya, bagaimana mungkin anda tega menikahinya dengan mengorbankan kebahagiaan sahabat anda sendiri? Ibu dapat membayangkan betapa shock sahabat anda itu bila mengetahui kejadian tersebut. Anda pun tentu sangat kasihan kepadanya, kan? Dan menikahi suami orang tanpa persetujuan istrinya adalah menyalahi undang-undang perkawinan yang berlaku di negara kita.
4. Bila anda, maaf, hamil akibat musibah itu, menikah mungkin dapat anda tempuh karena terlanjur dan untuk menutupi aib keluarga. Bila gelagatnya akan merusak hubungan anda dengan sahabat anda, anda boleh bercerai.
5. Setelah itu, jauhilah suami sahabat anda itu, usahakan sekuat-kuatnya untuk tidak menemuinya lagi, Dan anda dapat berusaha untuk mendapatkan jodoh yang belum punya istri (jejaka atau duda), insya Allah dengan kemauan yang keras, dan berdoa, semoga Allah SWT memberi jodoh yang bukan suami orang maupun suami sahabat anda sendiri.
6. Selanjutnya untuk masa depan anda, sebaiknya silaturahmi dilakukan secara wajar, hindari menginap di rumah orang bila tidak perlu benar, kendati ia sahabat anda sekalipun. Berpikirlah yang jernih dan selalu waspada, bila diajak teman upayakan ada orang ketiga untuk mendampingi anda, jangan pergi berdua dengan suami orang meskipun dirayu dengan berbagai alasan.

Ibu turut mendoakan semoga anda cepat keluar dan dilema ini. Anda pun banyaklah berdoa memohon petunjuk Allah.