Suami Penjudi. Saya seorang ibu, baru berumah tangga 3 tahun jalan, dan belurn banyak pengalaman menghadapi seluk beluk rumah tangga. Berbagai goncangan dan badai menghantam dari kiri dan kanan, bahkan dari dalam keluarga sondiri. Pada awalnya, saya mengira suami saya adalah seorang yang baik, tidak ketahuan perilaku dan sifatnya yang kurang baik.
Kami menikah atas dasar suka sama suka, meskipun sebelumnya kami tidak lama pacaran, Alhamdulillah saya dikaruniai seorang anak laki-laki sehat yang baru berumur dua tahun. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, saya bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Tapi belakangan, saya benar-benar merasa malu dan kecewa, setelah mengetahui bahwa suami saya itu ternyata seorang penjudi kelas berat yang sulit dicegah. Saya sendiri pernah memergokinya sedang main judi.
Pantas saja, sudah setahun ini ia jarang memberikan uang gajinya. Bahkan barang-barang hasil keringat saya yang ada di rumah seperti televisi dan radio, juga dijualnya secara diam-diam. Di samping itu, ia juga punya hutang, terbukti beberapa orang datang ke rumah menagihnya.
Kalau saya mendiskusikan masalah ini di saat-saat senggang, ia selalu mengelak dan berpura-pura tidak mendengar, Lalu keluar rumah dan pergi. Kemudian esok paginya baru ia pulang. Kejadian seperti ini terus berulang. Dan pernah juga ia tidak pulang seminggu lamanya. Ketika saya bertanya, jangankan mendapat jawaban yang masuk akal, malah kemarahanlah yang saya dapati. "Urusan amat sih!", sergahnya sambil melemparkan apa saja yang ada di depannya.
Ibu Atie, bagaimana saya menghadapi suami yang mempunyai perilaku jahat ini, Semua persoalan dan tingkah lakunya sudah saya laporkan kepada pihak keluarga, terutama ibu dan bapak mertua saya. Yang saya sedihkan, ibu dan bapak mertua tidak mau tahu, bahkan seolah-olah menyalahkan saya, katanya saya kurang pandai mengurusi suami.
Mungkinkah perceraian jalan satu-satunya yang bisa mengakhiri persoalan ini? Tapi kalau saya berpisah, kesedihan dan penderitaan mungkin akan bertambah, mengingat anak saya yang lucu dan pintar, bagaimana nasib dan masa depannya. Lebih-lebih saya sudah tidak punya orangtua, hanya saudara laki satu-satunya. Itupun sudah berumah tangga.
Atas saran dan nasihat Ibu, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terimakasih.
Jawaban :
Penyelesaian permasalahan yang tianda hadapi memerlukan pemikiran dan perenungan yang matang dan mendalam, Alangkah tragisnya bila nanda harus bercerai. Namun kita perlu mempertimbangkan dengan hati yang tenang dan memohon petunjuk Allah SWT. Pertanyakan di dalam hati dan jawablah sejujur-jujurnya.
a. Apakah nanda masih mencintai dia?
b. Apakah di dalam rumah tangga anda masih ada 'ruh' sebuah perkawinan yang harmonis?
c. Apakah suami anda dapat dijadikan contoh dalam mendidik anak?
d. Masih adakah rasa ketenteraman dalam jiwa nanda di dalam rumah tangga tersebut?
e. Betulkah tindakan ibu dan bapak mertua nanda, bahwa nanda tidak dapat melayani suami dengan baik sehingga mertua tidak mau ikut campur?
f. Dapatkah kira-kira perbuatan "judi" itu disembuhkan?
g. Bagaimana suasana di rumah? Cukupkah saling memperhatikan, menghargai, saling melayani, sharing, care dan sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan di atas hendaknya direnungkan, dirasakan dengan sepenuh hati yang tulus. Apabila jawabannya semua 'tidak' atau 'banyak tidak' -nya, Ibu sarankan nanda cumat kepada saudara dekatnya yang benar-benar dapat memberikan nasihat yang obyektif dan jujur.
Cobalah bersabar dengan segala ikhtiar dan pengorbanan demi keutuhan rumah tangga. Dengan berjalannya waktu, dan nanda terus shalai, berdoa semoga suami nanda insaf dan berubah dari kebiasaan yang amat tidak terpuji itu. Telitilah pergaulan sekelilingnya, sebab teman dekat dan pergaulan sangat mempengaruhi perilaku seseorang, yang baik menjadi buruk, atau sebaliknya. Danjangan lupa anda sendiri juga harus retrospeksi dan introspeksi, apa kiranya yang anda harus diperbaiki.
Apakah semua ini sudah nanda direnungkan, minta nasihat kepada kedua belah pihak keluarga. Bagaimana nanti masa depan anak-anak?
Jika keputusan terakhir adalah perceraian, hendaknya dijalani dengan sebaik-baiknya, silaturahmi tetap berjalan dan rencanakan kehidupan selanjutnya, bagaimana kelak menjadi "single parents" tidaklah gampang. Semoga Allah memberikan petunjukNya.
Pembaca dapat menyampaikan problem keluarga kepada pengasuh (Dra. NMDiati).Tulis dengan jelas masalah Anda, lampirkan salinan tanda pengenal dan pada sudut kiri atas amplop, tempelkan kupon Konsultasi Keluarga.